Hari-hari yang telah
berlalu berjalan begitu cepat, hingga aku sadari waktu telah membuat hati ini
terbiasa bertahan tanpa adanya CINTA. Kejadian yang dulu pernah terlalui membuat
hati ini menyendiri dalam diam, menutup rapat saat ada yang menyapa, dan
menghalangi saat ada yang menghapiri. Ada seseorang yang membuatku mengerti
bahwa mencintai sendirian itu menyakitkan, melebihi rasa sakit saat ditikam
oleh tajamnya samurai.
Saat dia ingin
menghapus kenangan yang pernah ada, aku berusaha untuk mempertahankan kenangan
itu. Hingga membuat logika ini tidak sejernih air mengalir yang diringi oleh
hempasan angin yang selalu mengikuti waktu berjalan. Seperti malaikat terkejam
yang selalu bisa menciptakan sayap harapan untuk terbang tinggi, namun
mematahkannya saat sudah berada dipuncak.
Aku tau dia selalu
mempunyai cara untuk berlari, hingga letihnya terbuang percuma lalu dia memilih
untuk berjalan mundur, tapi setelah itu aku baru tersadar bahwa aku sendiri
membuat hati ini hampa tanpa adanya suara, sendri tanpa adanya yang menemani,
dan menghasilkan rasa sesal yang selalu beriringan. Seharusnya aku belajar
membuka sedikit agar tidak menghalanginya untuk masuk, tapi aku melupakan kunci
untuk membukanya, tidak tau mulai mencari dari mana. Yang aku tau kunci itu
telah terkubur oleh kenagan yang ingin aku hilangkan.
TAPI aku salah, kunci
itu tidak terkubur oleh kenangan, hanya saja kunci itu sedang disembunyikan
oleh waktu. Sayangnya sikapku yang dingin membuat dia merasa tidak nyaman,
dibandingkan menunngu waktu dia lebih memilih bejalan untuk menjauh. Apakah
sekarang aku sudah menemukan kunci itu? Dan bisa membukakan hati ini untuknya?
YA aku sudah menemukan kuncinya dan YA aku sudah bisa membuka hati ini
untuknya, namun... dia sudah hilang tanpa jejak dengan rasa yang tak terarah.
Seharusnya aku tidak membuatnya menunggu karena menunggu tidak seasik itu, dan
mencari saat sudah terlanjur pergi karena serius tidak sebercanda itu.
Hingga saat ini belum
ada seperti dia yang memperjuangkan ku sebegitunya. Seharusnya diri ini tidak
besar kepala saat dia memperjuangkan ku, seharusnya aku tau perjuangan yang
berlebihan bisa membuatnya pergi dengan cepat dan membuat untaian rasa sesal
yang hebat. Lalu apa yang bisa aku
lakukan, selain merasakan rasa sesal yang berkepanjangan, aku juga harus
terbiasa melakukan hal-hal kehidupan sendirian tanpa bantuan orang lain, dan
hingga saat inipun waktu mengajarkan ku untuk bisa melakukannya sendiri. Tapi bukan
berarti aku tidak butuh bantuan orang lain, akupun ingin seperti mereka yang
selalu ditemani oleh seseorang yang membuatnya tertawa, membuatnya melupakan
masalah dan bahkan bisa juga membuatnya merasakan kesedihan. Aku ingin waktu
mengahdirkan seseorang yang tepat tanpa status namun memegang komitmen yang
keras, aku ingin adanya seseorang yang perduli terhadapku disaat duniapun tidak
memperdulikanku, aku ingin ada telinga yang mendengar saat tidak ada yang
mendengarkan dan aku ingin ada hati yang mengerti disaat semuanya berjalan
begitu rumit dan hanya bisa membuat berantakan dalam kehampaan.
Mungkin yang aku
inginkan adalah sebuah kesalahan, dan aku tidak menghiraukannya, karena aku
tidak tau harus bagaimana lagi saat keinginan dihati ini sudah tidak terbendung,
saat hati ini sudah terlalu kosong dengan kehampaan dan kesunyian. Selain
menunggu dan memohon apalagi yang bisa aku lakukan? Aku hanya bisa melakukan
hal yang membuat hati ini merasakan rasa ramai dengan kicauan indah yang aku
inginkan dan selalu aku nantikan.
0 komentar:
Posting Komentar