Senin, 20 Februari 2017

Seharusnya



Hari-hari yang telah berlalu berjalan begitu cepat, hingga aku sadari waktu telah membuat hati ini terbiasa bertahan tanpa adanya CINTA. Kejadian yang dulu pernah terlalui membuat hati ini menyendiri dalam diam, menutup rapat saat ada yang menyapa, dan menghalangi saat ada yang menghapiri. Ada seseorang yang membuatku mengerti bahwa mencintai sendirian itu menyakitkan, melebihi rasa sakit saat ditikam oleh tajamnya samurai.
Saat dia ingin menghapus kenangan yang pernah ada, aku berusaha untuk mempertahankan kenangan itu. Hingga membuat logika ini tidak sejernih air mengalir yang diringi oleh hempasan angin yang selalu mengikuti waktu berjalan. Seperti malaikat terkejam yang selalu bisa menciptakan sayap harapan untuk terbang tinggi, namun mematahkannya saat sudah berada dipuncak.
Aku tau dia selalu mempunyai cara untuk berlari, hingga letihnya terbuang percuma lalu dia memilih untuk berjalan mundur, tapi setelah itu aku baru tersadar bahwa aku sendiri membuat hati ini hampa tanpa adanya suara, sendri tanpa adanya yang menemani, dan menghasilkan rasa sesal yang selalu beriringan. Seharusnya aku belajar membuka sedikit agar tidak menghalanginya untuk masuk, tapi aku melupakan kunci untuk membukanya, tidak tau mulai mencari dari mana. Yang aku tau kunci itu telah terkubur oleh kenagan yang ingin aku hilangkan.
TAPI aku salah, kunci itu tidak terkubur oleh kenangan, hanya saja kunci itu sedang disembunyikan oleh waktu. Sayangnya sikapku yang dingin membuat dia merasa tidak nyaman, dibandingkan menunngu waktu dia lebih memilih bejalan untuk menjauh. Apakah sekarang aku sudah menemukan kunci itu? Dan bisa membukakan hati ini untuknya? YA aku sudah menemukan kuncinya dan YA aku sudah bisa membuka hati ini untuknya, namun... dia sudah hilang tanpa jejak dengan rasa yang tak terarah. Seharusnya aku tidak membuatnya menunggu karena menunggu tidak seasik itu, dan mencari saat sudah terlanjur pergi karena serius tidak sebercanda itu.
Hingga saat ini belum ada seperti dia yang memperjuangkan ku sebegitunya. Seharusnya diri ini tidak besar kepala saat dia memperjuangkan ku, seharusnya aku tau perjuangan yang berlebihan bisa membuatnya pergi dengan cepat dan membuat untaian rasa sesal yang hebat.  Lalu apa yang bisa aku lakukan, selain merasakan rasa sesal yang berkepanjangan, aku juga harus terbiasa melakukan hal-hal kehidupan sendirian tanpa bantuan orang lain, dan hingga saat inipun waktu mengajarkan ku untuk bisa melakukannya sendiri. Tapi bukan berarti aku tidak butuh bantuan orang lain, akupun ingin seperti mereka yang selalu ditemani oleh seseorang yang membuatnya tertawa, membuatnya melupakan masalah dan bahkan bisa juga membuatnya merasakan kesedihan. Aku ingin waktu mengahdirkan seseorang yang tepat tanpa status namun memegang komitmen yang keras, aku ingin adanya seseorang yang perduli terhadapku disaat duniapun tidak memperdulikanku, aku ingin ada telinga yang mendengar saat tidak ada yang mendengarkan dan aku ingin ada hati yang mengerti disaat semuanya berjalan begitu rumit dan hanya bisa membuat berantakan dalam kehampaan.
Mungkin yang aku inginkan adalah sebuah kesalahan, dan aku tidak menghiraukannya, karena aku tidak tau harus bagaimana lagi saat keinginan dihati ini sudah tidak terbendung, saat hati ini sudah terlalu kosong dengan kehampaan dan kesunyian. Selain menunggu dan memohon apalagi yang bisa aku lakukan? Aku hanya bisa melakukan hal yang membuat hati ini merasakan rasa ramai dengan kicauan indah yang aku inginkan dan selalu aku nantikan.

T E M A N & J A R A K


Mungkinkah jarak sudah memecahkan semunya? Apakah aku bisa selalu berfikiran postitif terhadap mereka? Ya mereka yang dulu selalu ada untuk ku, mereka orang yang selalu mendukungku, menemani ku saat hati ini yang pernah mendung dan mengubahnya menjadi cahaya pelangi. Tapi apa mereka selalu ada untuk ku disaat jarak mendekatkan kita, disaat waktu mempertemukan kita, atau bahkan disaat tempat mempersatukan kita. Disaat aku jatuh kalian yang menopangku, disaat aku rapuh kalian memebrikan ketegaran, dan di saat hati hancur perlahan kalian bisa menyatukannya.
Mungkin permasalahan kita saat ini adalah tempat,tempat yang berbeda membuat jarak semakin jauh, sehingga komunikasipun kurang baik dan semuanya semakin berantakan. Disaat aku menempuh pendidikan di tempat semula semuanya baik-baik saja. Sehingga pada akhirnya akupun harus berjalan menjauh untuk mengejar cita-citaku dan keinginan ibuku. Apakah tempat dan jarak yang membuat kalian mengasingkanku ? Yang aku tahu teknologi yang ada saat ini bisa menyatukan yang jauh dan memisahkan yang dekat, lalu disaat kita berjauhan apakah kecanggihan teknologi itu bisa merubah keadaan? Ekspetasiku berkata YA tapi Realita berkata TIDAK.
Seandainya kalian tau disaat kalian tidak menyapaku disaat aku selalu berusaha menyapa, tidak perduli dengan ceritaku disaat aku selalu ingin mendengarkan cerita kalian. Teman apakah kalian baik-baik saja? Sama seperti cinta, aku hanya bisa menyayangi kalian, memperhatikan kalian dengan doa, teman apakah kalian masih menganggapku ada di kisah pertemanan kita? Sama seperti kenangan bagiku kalian terlalu pahit untuk dilupakan dan selalu indah untuk diingat, teman apakah kalian tau bahwa aku disini merindukan kalian? Sama seperti rasa sayang yang tidak pernah pudar, dan teman apakah kalian tau bahwa bagiku kalian adalah teman terhebat yang aku miliki? Sama seperti ukiran kebahagiaan yang selalu terukir dihati ini dengan cerita indah yang bisa membangkitkan semangat, dan dengan kesedihan yang pernah datang mengghampiri.
Ada atau tidaknya kalian disisi ku, kalian tetap teman terbaik ku. Tapi teman ? bolehkan aku meminta sesuatu? Bolehkah aku memohon sesuatu? Bolehkan aku meminta agar kalian tetap selalu ada disampingku, bolehkan aku meminta agar kalian selalu perduli denganku, dan bahkan bolehkah aku meminta agar kalian tidak mengasingkan ku?
Bagiku diasingkan sama saja seperti hukum bacaan dalam Kitab Suci AL-QURAN, ada tapi tidak dianggap. Aku seperti sebuah daun yang terhempas oleh angin, memaksaku untuk menjauh dari pohon tapi aku tidak pernah membenci angin. Hujan seakan turun membasahi pipi ini ketika aku mengingat kembali tentang kita. Aku hanya berharap kalian tidak akan merasakan seperti yang aku rasakan, mengalami seperti yang aku alami, dan bersedih seperti sedihku saat ini.
Tuhan.... berikan selalu kebaikan untuk mereka, mereka yang dulu pernah membuatku Bahagia, mereka yang dulu selalu memperdulikan ku dan mereka yang selalu mengerti tentangku. Terimakasih untuk kalian dan mudah-mudahan kesuksesan selalu mengiringi kalian, kalian teman terbaik dan teman terhebat yang diberikan oleh Tubhan kepadaku dan terimakasih banyak Tuhan karena telah menjalankan waktu dengan takdir yang sempurna sehingga aku dipertemukan oleh mereka.

-SALAM RINDU UNTUK KALIAN TEMAN SMA dan TEMAN KULIAH-