Rabu, 05 Oktober 2016

Aku Ingin



Entah apa yang ku rasakan kini, sedih? Senang? Kecewa? Atau bahagia? Aku tidak tau mengapa seperti ini. Intinya ini adalah saat dimana aku mulai mengenang masa yang seharusnya aku lupakan, entah bersama dia atau bersama mereka. Ingin rasanya aku bertahan di satu tempat tanpa harus  berpindah-pindah dan menjajaki tempat baru, aku ingin kembali ke masa itu dimana aku bersamanya dan bersama mereka, tapi itu hanyalah angan yang tak akan bisa terwujud karena waktu tidak akan bisa berputar kembali. Rasanya aku ingin mengembalikan waktu seperti dulu dan menghapus semua kebodohan yang telah aku lakukan. Di saat aku Berharap namun tak di harapkan, menginginkan namun tak di inginkan, bahkan menganggap namun tak dianggap. Penyesalan yang selalu menghampiri membuatku berfikir apakah aku akan tetap seperti ini terus, terjebak dalam rasa yang tidak bisa dipertahankan sampai masa mendatang. Aku hanya ingin selalu bertahan tanpa harus pergi, aku hanya ingin menetap tanpa harus berpindah dan aku hanya ingin meringgankan tanpa harus membebani. Lalu apa yang kini harus aku lakukan? Apakah aku harus terus berlari dan menjajaki tempat lain untuk mendapatkan rasa nyaman itu? Tapi sampai kapan aku terus berlari? Apakah aku harus menerima ini semua ini dan menciptakan kenyamanan yang bisa aku ciptakan sendiri?
 Saat aku menjajaki suatu tempat aku bertemu dengan mereka, mereka teman baru dan aku bertemu dengannya seseorang yang baru, khayalan ku selalu mengambarkan kebersamaan yang abadi namun hatiku mengatkan aku harus pergi, bahkan fikiranku menegaskan untuk bertahan tanpa menyia-nyiakan waktu. Ingin rasanya aku menghentikan semua ini disaat aku sudah mendapatkan kenyamanan yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya, ingin rasanya aku selalu bersama mereka disaat aku sudah merasakan apa itu artinya kebahagiaan , dan ingin rasanya aku selalu bersamanya saat aku sudah mulai merasakan apa itu kasih sayang. Di saat hati berkata ingin bertahan namun logika berkata ingin pergi dan di saat aku memilih pergi rasa kerinduan yang selalu menghampiri disertai tetesan air mata yang selalu berjatuhan tak bisa tertahan lagi. Apakah aku bisa tanpa mereka ditempat ini, ditempat baru yang harus aku tempati hingga aku menggapai cita-citaku? Akupun bahkan tidak tahu apakah aku bisa atau tidak, tapi yang aku tahu aku seperti ini karena aku ingin menjadi apa yang ibuku inginkan. Menjadi tenaga pendidik yang sukses menciptakan generasi yang cerdas dan berkualitas. 
Amin...

Minggu, 10 Januari 2016

Harapan Yang Salah

Kini waktu bergulir begitu cepat, setiap waktu yang terlewatkan selalu terselip harapan demi harapan, harapan yang hanya untuk kesenangan hati. Berharap bisa memulai dan melupakan, berharap yang tepat dan bisa memberi rasa nyaman, berharap adanya status dan bisa mempertunjukan, berharap ada namun seperti melampiaskan.
Hanya itu dan itu yang selalu diharapkan tanpa  disadari terlalu banyak berharap sehingga membuat lupa seharusnya bisa menjadi harapan untuk orang lain namun hanya bisa membuat kcewa. Ketika satu harapan tercapai dibuat nyaman dengan hadirnya seseorang namun itu hanyalah fana, selalu terbuai dan bergantung, selalu berharap dan menunggu, padahal itu bukan yang terbaik.
Saat semuanya sudah berjalan lebih jauh dan hanya berharap akan satu harapan, membuat semuanya keliru dan berantakan.  Masih ada harapan yang harus dilakukan untuk masa yang lebih baik, karena tidak ada yang tahu sampai kapan waktu akan memberi kesempatan untuk berubah ke masa itu.
Hal-hal yang memberikan kebahagian namun itu bukan sesuatu terbaik selalu dilakukan, sehingga semuanya selesai dan hanya ada penyesalan. Berharap berjalan dengan sesuatu yang  baru sesuai dengan keinginan yang berlebihan namun tak terlaksana. Selalu terfokus dengan satu hal dan lupa bagaimana caranya menghapus kesalahan kecil bagi semua orang yang seharusnya tidak dilakukan.  Tapi saat ada yang menyadari tentang kesalahan itu harusnya itu bisa menjadi rasa syukur, tidak ingin munafik sekarang atau nanti pasti akan melakukan hal-hal itu, namun alangkah baiknya bisa tau batasan apa yang harus diketahui.
Dengan semua yang telah dilalui membuat sedikit demi sedikit sadar bahwa tidak hanya itu yang diharapkan, masih ada harapan lain yang harus terlaksana. Menuju masa depan cerah dan memberikan kebahagiaan bagi orang banyak itulah harapan sesungguhnya, harapan yang harus terlaksana dan harapan yang tidak hanya sekedar menjadi harapan.
Mungkin sebelum adanya tulisan yang mengandung makna yang berbeda, hanya ada tulisan yang berisi tentang luka hati, seringnya menggunakan hati tanpa logika bisa membuat penyesalan yang tak terhingga, dan itulah aku, aku yang selalu berharap dan mengharapkan, hingga dengan berlarinya waktu aku baru menyadari hidupku bukan hanya untuk berharap namun harus bisa menjadi harapan yang dibanggakan orang banyak, terutama orang yang aku sayang dan menyangiku. Aku selalu berharap semua yang telah terjadi dan aku alami bisa membuatku mendewasakan diri dan tidak akan pernah terjadi lagi untuk ku dan orang-orang sekitarku.