Kini waktu bergulir begitu cepat, setiap waktu
yang terlewatkan selalu terselip harapan demi harapan, harapan yang hanya untuk
kesenangan hati. Berharap bisa memulai dan melupakan, berharap yang tepat dan
bisa memberi rasa nyaman, berharap adanya status dan bisa mempertunjukan,
berharap ada namun seperti melampiaskan.
Hanya itu dan itu yang selalu diharapkan tanpa
disadari terlalu banyak berharap
sehingga membuat lupa seharusnya bisa menjadi harapan untuk orang lain namun
hanya bisa membuat kcewa. Ketika satu harapan tercapai dibuat nyaman dengan hadirnya
seseorang namun itu hanyalah fana, selalu terbuai dan bergantung, selalu
berharap dan menunggu, padahal itu bukan yang terbaik.
Saat semuanya sudah berjalan lebih jauh dan hanya
berharap akan satu harapan, membuat semuanya keliru dan berantakan. Masih ada harapan yang harus dilakukan untuk
masa yang lebih baik, karena tidak ada yang tahu sampai kapan waktu akan
memberi kesempatan untuk berubah ke masa itu.
Hal-hal yang memberikan kebahagian namun itu
bukan sesuatu terbaik selalu dilakukan, sehingga semuanya selesai dan hanya ada
penyesalan. Berharap berjalan dengan sesuatu yang baru sesuai dengan keinginan yang berlebihan
namun tak terlaksana. Selalu terfokus dengan satu hal dan lupa bagaimana
caranya menghapus kesalahan kecil bagi semua orang yang seharusnya tidak
dilakukan. Tapi saat ada yang menyadari
tentang kesalahan itu harusnya itu bisa menjadi rasa syukur, tidak ingin
munafik sekarang atau nanti pasti akan melakukan hal-hal itu, namun alangkah baiknya
bisa tau batasan apa yang harus diketahui.
Dengan semua yang telah dilalui membuat
sedikit demi sedikit sadar bahwa tidak hanya itu yang diharapkan, masih ada
harapan lain yang harus terlaksana. Menuju masa depan cerah dan memberikan
kebahagiaan bagi orang banyak itulah harapan sesungguhnya, harapan yang harus
terlaksana dan harapan yang tidak hanya sekedar menjadi harapan.
Mungkin sebelum adanya tulisan yang mengandung
makna yang berbeda, hanya ada tulisan yang berisi tentang luka hati, seringnya
menggunakan hati tanpa logika bisa membuat penyesalan yang tak terhingga, dan
itulah aku, aku yang selalu berharap dan mengharapkan, hingga dengan berlarinya
waktu aku baru menyadari hidupku bukan hanya untuk berharap namun harus bisa
menjadi harapan yang dibanggakan orang banyak, terutama orang yang aku sayang
dan menyangiku. Aku selalu berharap semua yang telah terjadi dan aku alami bisa
membuatku mendewasakan diri dan tidak akan pernah terjadi lagi untuk ku dan
orang-orang sekitarku.
0 komentar:
Posting Komentar