Kamis, 20 Desember 2018

Seni is Choice


Awalnya si ga pernah nyangka akan bergelut didunia seni dan akan menjadikan seni sebagai konsenterasi jurusan untuk sisa  4 semester di perkuliahan, tapi ya sudahlah ini jalannya ini takdirnya heheh.
Kesan pertama masuk di kelas seni liat wajah orang-orang yang udah punya bakat seni yang luar biasa jadi minder, belum lagi pemikiiran yang kritis dan keahlian yang multitalenta yang ada kelas, dan itu semua menjadi keanekaragaman mahasiswa biarpun anaknya terlalu cuek dan masing-masing tapi ya udahlah mungkin ini awal adptasinya ya kayak gini biarpun sedikit khawatir masa kayak gini terus si. Hmm mudah-mudahan engga heheh.
Oh ya di kelas seni saya banyak mendapatkan pelajaran dan pengelaman yang luar biasa, belajar dengan para expert yang keren dan terjun langsung mengajarkan seni di anak-anak merupakan kesan yang sulit dilupakan. Ya di kelas seni ni saya di ajarkan untuk menerapkn ilmu-ilmu yang saya  dapatkan kepada anak didik, awalnya si takut tapi ya harus dicoba dan ternyata mereka seru, mereka buat saya bangga dan percaya bahwa proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Jadi semuanya punya makna dan kesan yang berbeda yang penting ikhlas menjalani.
Karena seni seperti gambaran dunia, bias jadi abstrak, bias jadi bagus, atau sebaliknya dan itu tergantng kita sebgai pelukis untuk mengukir keindahan.

Senin, 20 Februari 2017

Seharusnya



Hari-hari yang telah berlalu berjalan begitu cepat, hingga aku sadari waktu telah membuat hati ini terbiasa bertahan tanpa adanya CINTA. Kejadian yang dulu pernah terlalui membuat hati ini menyendiri dalam diam, menutup rapat saat ada yang menyapa, dan menghalangi saat ada yang menghapiri. Ada seseorang yang membuatku mengerti bahwa mencintai sendirian itu menyakitkan, melebihi rasa sakit saat ditikam oleh tajamnya samurai.
Saat dia ingin menghapus kenangan yang pernah ada, aku berusaha untuk mempertahankan kenangan itu. Hingga membuat logika ini tidak sejernih air mengalir yang diringi oleh hempasan angin yang selalu mengikuti waktu berjalan. Seperti malaikat terkejam yang selalu bisa menciptakan sayap harapan untuk terbang tinggi, namun mematahkannya saat sudah berada dipuncak.
Aku tau dia selalu mempunyai cara untuk berlari, hingga letihnya terbuang percuma lalu dia memilih untuk berjalan mundur, tapi setelah itu aku baru tersadar bahwa aku sendiri membuat hati ini hampa tanpa adanya suara, sendri tanpa adanya yang menemani, dan menghasilkan rasa sesal yang selalu beriringan. Seharusnya aku belajar membuka sedikit agar tidak menghalanginya untuk masuk, tapi aku melupakan kunci untuk membukanya, tidak tau mulai mencari dari mana. Yang aku tau kunci itu telah terkubur oleh kenagan yang ingin aku hilangkan.
TAPI aku salah, kunci itu tidak terkubur oleh kenangan, hanya saja kunci itu sedang disembunyikan oleh waktu. Sayangnya sikapku yang dingin membuat dia merasa tidak nyaman, dibandingkan menunngu waktu dia lebih memilih bejalan untuk menjauh. Apakah sekarang aku sudah menemukan kunci itu? Dan bisa membukakan hati ini untuknya? YA aku sudah menemukan kuncinya dan YA aku sudah bisa membuka hati ini untuknya, namun... dia sudah hilang tanpa jejak dengan rasa yang tak terarah. Seharusnya aku tidak membuatnya menunggu karena menunggu tidak seasik itu, dan mencari saat sudah terlanjur pergi karena serius tidak sebercanda itu.
Hingga saat ini belum ada seperti dia yang memperjuangkan ku sebegitunya. Seharusnya diri ini tidak besar kepala saat dia memperjuangkan ku, seharusnya aku tau perjuangan yang berlebihan bisa membuatnya pergi dengan cepat dan membuat untaian rasa sesal yang hebat.  Lalu apa yang bisa aku lakukan, selain merasakan rasa sesal yang berkepanjangan, aku juga harus terbiasa melakukan hal-hal kehidupan sendirian tanpa bantuan orang lain, dan hingga saat inipun waktu mengajarkan ku untuk bisa melakukannya sendiri. Tapi bukan berarti aku tidak butuh bantuan orang lain, akupun ingin seperti mereka yang selalu ditemani oleh seseorang yang membuatnya tertawa, membuatnya melupakan masalah dan bahkan bisa juga membuatnya merasakan kesedihan. Aku ingin waktu mengahdirkan seseorang yang tepat tanpa status namun memegang komitmen yang keras, aku ingin adanya seseorang yang perduli terhadapku disaat duniapun tidak memperdulikanku, aku ingin ada telinga yang mendengar saat tidak ada yang mendengarkan dan aku ingin ada hati yang mengerti disaat semuanya berjalan begitu rumit dan hanya bisa membuat berantakan dalam kehampaan.
Mungkin yang aku inginkan adalah sebuah kesalahan, dan aku tidak menghiraukannya, karena aku tidak tau harus bagaimana lagi saat keinginan dihati ini sudah tidak terbendung, saat hati ini sudah terlalu kosong dengan kehampaan dan kesunyian. Selain menunggu dan memohon apalagi yang bisa aku lakukan? Aku hanya bisa melakukan hal yang membuat hati ini merasakan rasa ramai dengan kicauan indah yang aku inginkan dan selalu aku nantikan.

T E M A N & J A R A K


Mungkinkah jarak sudah memecahkan semunya? Apakah aku bisa selalu berfikiran postitif terhadap mereka? Ya mereka yang dulu selalu ada untuk ku, mereka orang yang selalu mendukungku, menemani ku saat hati ini yang pernah mendung dan mengubahnya menjadi cahaya pelangi. Tapi apa mereka selalu ada untuk ku disaat jarak mendekatkan kita, disaat waktu mempertemukan kita, atau bahkan disaat tempat mempersatukan kita. Disaat aku jatuh kalian yang menopangku, disaat aku rapuh kalian memebrikan ketegaran, dan di saat hati hancur perlahan kalian bisa menyatukannya.
Mungkin permasalahan kita saat ini adalah tempat,tempat yang berbeda membuat jarak semakin jauh, sehingga komunikasipun kurang baik dan semuanya semakin berantakan. Disaat aku menempuh pendidikan di tempat semula semuanya baik-baik saja. Sehingga pada akhirnya akupun harus berjalan menjauh untuk mengejar cita-citaku dan keinginan ibuku. Apakah tempat dan jarak yang membuat kalian mengasingkanku ? Yang aku tahu teknologi yang ada saat ini bisa menyatukan yang jauh dan memisahkan yang dekat, lalu disaat kita berjauhan apakah kecanggihan teknologi itu bisa merubah keadaan? Ekspetasiku berkata YA tapi Realita berkata TIDAK.
Seandainya kalian tau disaat kalian tidak menyapaku disaat aku selalu berusaha menyapa, tidak perduli dengan ceritaku disaat aku selalu ingin mendengarkan cerita kalian. Teman apakah kalian baik-baik saja? Sama seperti cinta, aku hanya bisa menyayangi kalian, memperhatikan kalian dengan doa, teman apakah kalian masih menganggapku ada di kisah pertemanan kita? Sama seperti kenangan bagiku kalian terlalu pahit untuk dilupakan dan selalu indah untuk diingat, teman apakah kalian tau bahwa aku disini merindukan kalian? Sama seperti rasa sayang yang tidak pernah pudar, dan teman apakah kalian tau bahwa bagiku kalian adalah teman terhebat yang aku miliki? Sama seperti ukiran kebahagiaan yang selalu terukir dihati ini dengan cerita indah yang bisa membangkitkan semangat, dan dengan kesedihan yang pernah datang mengghampiri.
Ada atau tidaknya kalian disisi ku, kalian tetap teman terbaik ku. Tapi teman ? bolehkan aku meminta sesuatu? Bolehkah aku memohon sesuatu? Bolehkan aku meminta agar kalian tetap selalu ada disampingku, bolehkan aku meminta agar kalian selalu perduli denganku, dan bahkan bolehkah aku meminta agar kalian tidak mengasingkan ku?
Bagiku diasingkan sama saja seperti hukum bacaan dalam Kitab Suci AL-QURAN, ada tapi tidak dianggap. Aku seperti sebuah daun yang terhempas oleh angin, memaksaku untuk menjauh dari pohon tapi aku tidak pernah membenci angin. Hujan seakan turun membasahi pipi ini ketika aku mengingat kembali tentang kita. Aku hanya berharap kalian tidak akan merasakan seperti yang aku rasakan, mengalami seperti yang aku alami, dan bersedih seperti sedihku saat ini.
Tuhan.... berikan selalu kebaikan untuk mereka, mereka yang dulu pernah membuatku Bahagia, mereka yang dulu selalu memperdulikan ku dan mereka yang selalu mengerti tentangku. Terimakasih untuk kalian dan mudah-mudahan kesuksesan selalu mengiringi kalian, kalian teman terbaik dan teman terhebat yang diberikan oleh Tubhan kepadaku dan terimakasih banyak Tuhan karena telah menjalankan waktu dengan takdir yang sempurna sehingga aku dipertemukan oleh mereka.

-SALAM RINDU UNTUK KALIAN TEMAN SMA dan TEMAN KULIAH-

Rabu, 05 Oktober 2016

Aku Ingin



Entah apa yang ku rasakan kini, sedih? Senang? Kecewa? Atau bahagia? Aku tidak tau mengapa seperti ini. Intinya ini adalah saat dimana aku mulai mengenang masa yang seharusnya aku lupakan, entah bersama dia atau bersama mereka. Ingin rasanya aku bertahan di satu tempat tanpa harus  berpindah-pindah dan menjajaki tempat baru, aku ingin kembali ke masa itu dimana aku bersamanya dan bersama mereka, tapi itu hanyalah angan yang tak akan bisa terwujud karena waktu tidak akan bisa berputar kembali. Rasanya aku ingin mengembalikan waktu seperti dulu dan menghapus semua kebodohan yang telah aku lakukan. Di saat aku Berharap namun tak di harapkan, menginginkan namun tak di inginkan, bahkan menganggap namun tak dianggap. Penyesalan yang selalu menghampiri membuatku berfikir apakah aku akan tetap seperti ini terus, terjebak dalam rasa yang tidak bisa dipertahankan sampai masa mendatang. Aku hanya ingin selalu bertahan tanpa harus pergi, aku hanya ingin menetap tanpa harus berpindah dan aku hanya ingin meringgankan tanpa harus membebani. Lalu apa yang kini harus aku lakukan? Apakah aku harus terus berlari dan menjajaki tempat lain untuk mendapatkan rasa nyaman itu? Tapi sampai kapan aku terus berlari? Apakah aku harus menerima ini semua ini dan menciptakan kenyamanan yang bisa aku ciptakan sendiri?
 Saat aku menjajaki suatu tempat aku bertemu dengan mereka, mereka teman baru dan aku bertemu dengannya seseorang yang baru, khayalan ku selalu mengambarkan kebersamaan yang abadi namun hatiku mengatkan aku harus pergi, bahkan fikiranku menegaskan untuk bertahan tanpa menyia-nyiakan waktu. Ingin rasanya aku menghentikan semua ini disaat aku sudah mendapatkan kenyamanan yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya, ingin rasanya aku selalu bersama mereka disaat aku sudah merasakan apa itu artinya kebahagiaan , dan ingin rasanya aku selalu bersamanya saat aku sudah mulai merasakan apa itu kasih sayang. Di saat hati berkata ingin bertahan namun logika berkata ingin pergi dan di saat aku memilih pergi rasa kerinduan yang selalu menghampiri disertai tetesan air mata yang selalu berjatuhan tak bisa tertahan lagi. Apakah aku bisa tanpa mereka ditempat ini, ditempat baru yang harus aku tempati hingga aku menggapai cita-citaku? Akupun bahkan tidak tahu apakah aku bisa atau tidak, tapi yang aku tahu aku seperti ini karena aku ingin menjadi apa yang ibuku inginkan. Menjadi tenaga pendidik yang sukses menciptakan generasi yang cerdas dan berkualitas. 
Amin...

Minggu, 10 Januari 2016

Harapan Yang Salah

Kini waktu bergulir begitu cepat, setiap waktu yang terlewatkan selalu terselip harapan demi harapan, harapan yang hanya untuk kesenangan hati. Berharap bisa memulai dan melupakan, berharap yang tepat dan bisa memberi rasa nyaman, berharap adanya status dan bisa mempertunjukan, berharap ada namun seperti melampiaskan.
Hanya itu dan itu yang selalu diharapkan tanpa  disadari terlalu banyak berharap sehingga membuat lupa seharusnya bisa menjadi harapan untuk orang lain namun hanya bisa membuat kcewa. Ketika satu harapan tercapai dibuat nyaman dengan hadirnya seseorang namun itu hanyalah fana, selalu terbuai dan bergantung, selalu berharap dan menunggu, padahal itu bukan yang terbaik.
Saat semuanya sudah berjalan lebih jauh dan hanya berharap akan satu harapan, membuat semuanya keliru dan berantakan.  Masih ada harapan yang harus dilakukan untuk masa yang lebih baik, karena tidak ada yang tahu sampai kapan waktu akan memberi kesempatan untuk berubah ke masa itu.
Hal-hal yang memberikan kebahagian namun itu bukan sesuatu terbaik selalu dilakukan, sehingga semuanya selesai dan hanya ada penyesalan. Berharap berjalan dengan sesuatu yang  baru sesuai dengan keinginan yang berlebihan namun tak terlaksana. Selalu terfokus dengan satu hal dan lupa bagaimana caranya menghapus kesalahan kecil bagi semua orang yang seharusnya tidak dilakukan.  Tapi saat ada yang menyadari tentang kesalahan itu harusnya itu bisa menjadi rasa syukur, tidak ingin munafik sekarang atau nanti pasti akan melakukan hal-hal itu, namun alangkah baiknya bisa tau batasan apa yang harus diketahui.
Dengan semua yang telah dilalui membuat sedikit demi sedikit sadar bahwa tidak hanya itu yang diharapkan, masih ada harapan lain yang harus terlaksana. Menuju masa depan cerah dan memberikan kebahagiaan bagi orang banyak itulah harapan sesungguhnya, harapan yang harus terlaksana dan harapan yang tidak hanya sekedar menjadi harapan.
Mungkin sebelum adanya tulisan yang mengandung makna yang berbeda, hanya ada tulisan yang berisi tentang luka hati, seringnya menggunakan hati tanpa logika bisa membuat penyesalan yang tak terhingga, dan itulah aku, aku yang selalu berharap dan mengharapkan, hingga dengan berlarinya waktu aku baru menyadari hidupku bukan hanya untuk berharap namun harus bisa menjadi harapan yang dibanggakan orang banyak, terutama orang yang aku sayang dan menyangiku. Aku selalu berharap semua yang telah terjadi dan aku alami bisa membuatku mendewasakan diri dan tidak akan pernah terjadi lagi untuk ku dan orang-orang sekitarku.


Senin, 16 Maret 2015

Meaning of 2014

Tahun ini berbeda dengan tahun lalu, tahun 2014 yang banyak sekali mengajarkan aku arti yang beranekaragam seperti sebuah bumbu yang banyak mengandung rasa. Permasalahan sahabat yang menyebabkan perpecahan, korban harapan palsu dari hubungan tanpa status, sakit yang tiba-tiba datang, teman yang selalu ada dan pacar yang saling menyayangi.
Awal 2014 aku bersama sahabatku tapi tiba-tiba datang masalah yang memecahkan persahabatan kita dan awal 2014 juga dia datang dia yang dulu pernah ada di hatiku namun tanpa hubungan yang jelas. Banyak cerita bahagia yang aku alami di 2014 ada pula cerita duka yang aku alami di 2014, di usia ku yang ke 16 tahun dan mendudukin bangku kelas 2 SMA .
Di tahun 2014 cerita ku di mulai, kehilangan sahabat terbaikku yang membuat ku down tapi sedih dan senang datangnya satu paketkan,,, iya dia datang di saat ku membutuhkan nya dari masalah hidupku bersama mereka, selain teman-teman satu kelas ku yang selalu menemaniku ada dia pula yang selalu ada untukku , dia yang berhasil membuat hatiku luluh dan terbiasa menjalani hari-hari bahagia bersamanya. Dengan dia aku merasa sempurna, adanya dia dan teman-teman ku membuat lengkap kebahagiaan ku dan menghapus kesedihan di hidupku. Dia mengajarkan ku arti kasih sayang, dia mengajarkan ku arti kesederhanaan, dia mengajarkan ku apa itu bahagia.
Bahagia ??? ya aku sangat bahagia
Bersyukur???ya aku sangat bersyukur
Bersedih??? Tidak , karena aku sudah punya mereka
Mereka adalah ibuku, ibu yang sangat hebat, mereka adalah teman-temanku, teman terbaikku, mereka adalah kekasihku, kekasih yang sangat aku cintai.
Mungkin dulu aku belum bisa membedakan mana cinta, mana sayang tapi sekarang aku sudah bisa membedakan itu. Cinta adalah sebuah rasa di mana rasa itu untuk saling menyayangi dengan satu orang yang membuat ku nyaman, karena sayang belum tentu membuat nyaman tapi nyaman sudah pasti sayang. Kamu menjadi penyemangat hidupku, tanggal 23 di mana aku dan kamu saling mengungkapkan perasaan cinta menjadi tanggal yang selalu aku kenang, aku bahagia tanggal ganjil itu bisa menghapus tanggal 14.
Hari demi hari telah kita lalui, seperti berlari ternyata waktu sudah sampai di penghujung tahun , ada rasa tidak menyangka selama tahun 2014 aku lalui hariku bersamamu dan bersama teman-teman terbaikku, dan di pehujung tahun itu pula aku hanya mempunyai dua permintaan aku hanya ingin hari-hariku bersama kamu dan kalian teman-teman ku dan ingin sukses untuk menggapai cita-cita.
1 januari 2015 tiba , ya aku masih bersama teman-teman ku dan bersama mu tapi tahun ini tidak seperti tahun 2014, kejenuhan datang menghampiri kita, masalalu ku yang berhasil mengusik hubungan kita, dan seseorang yang membuatmu nyaman biarpun kamu mengatakan bahwa kamu dengannya hanya sebatas teman yang nyambung saat memulai obrolan.
Tapi... apakah kamu tau, dia berhasil membuatku berburuk sangka terhadap kedekatanmu dengannya, mungkin kamu selalu mengatakan kedekatan mu bersamanya sama dengan kedekatanku bersama teman ku, tapi candaan mu dengannya sangat meneyentuh hatiku hingga tanpa sadar aku berani mempublikasikan kegundahan hati ku di sosial media. Saat kamu bersamanya di tempat umum dan di depan teman-temanku membuat banyak orang bertanya-tanya apa hubunganmu denganya, tak heran jika teman-temanku pun kesal denganmu. Aku berusaha berbaik sangka tapi awal masalah yang kita hadapi sehingga membuat sikap mu asing terhadapku dan dengan kedekatanmu bersamanya itu berhasil membuat hubungan kita semakin berantakan, aku sudah berusaha perduli tapi kamu tidak mau perduli, aku masih membutuhkanmu tapi sepertinya kamu sudah tidak membutuhkanku. Mencoba mempertahankan sudah aku lakukan hingga memaksapun sudah ku coba tapi itu semua tidak ada arti apa-apa, hingga akhirnya hubungan kita berakhir.
Dengan kejadian itu semua benar-benar memberikan arti 2014 di hidupu, di mana tahun 2014 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sedih dan senang ada di tahun 2014 dan di awal tahun 2015 di awali dengan kesedihan yang terselipkan sedikit harapan semoga awal kesedihan yang terjadi saat ini akan menjadi akhir dari sebuah kebahagiaan nantinya:)

Sabtu, 28 Februari 2015

Masih Ada


Kini hari-hari ku sudah bukan dengannya lagi, perlahan tapi pasti aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Berdusta jika aku mengatakan bahwa aku sudah move on tapi munafik jika aku harus berkata stay on.
Kehadiran mereka membuat aku berfikir apakah aku harus terus berjalan, belok kiri, belok kanan tanpa tujuan, karena tujuan ku bukan dia bukan pula dia juga tapi aku harus menghargai perjuangan mereka yang sudah berusaha selalu ada untuk ku karena perjuangan tidak di hargai sakit bukan,,,
Sudah satu bulan aku terlepas dari seseorang yang dulu ada di hatiku, sudah satu bulan juga hari-hari ku tanpanya dan hanya dengan mereka. Aku tidak tau apa yang mereka rasakan terhadapku, perhatian mereka, kepedulian mereka dan semuanya membuatku  berfikir bahwa aku tidak boleh terlalu percaya diri, aku selalu berusaha menganggap bahwa kedekatan ku bersama mereka hanya sebatas teman dan tidak mau memberi harapan lebih kepada mereka, karena jika aku terus berlanjut seperti itu aku akan menyakiti mereka. Salah satu dari mereka bertanya kepada ku “tu lu udah biasakan tanpa dia, cinta datang karena telah terbiasakan?” iya dia benar cinta datang karena telah terbiasa, tapi maaf jujur hati aku tidak bisa membiasakan memberi cinta ku untuk dia, ini terlalu cepat dan dia berbeda keyakinan dengan ku. Di masa seperti ini aku hanya ingin menjalin hubungan dengan serius dan yakin terhadap komitmen.
Hari-hari ku kini memang sudah di isi dengan waktu ku bersama mereka, aku fikir dengan mereka hadir di kehidupan ku bisa mengubah semuanya tapi ternnyata aku salah, mereka belum bisa menghapus nama dia di hati ku, bayangan ku masih ada tentangnya, fikiran ku masih terisi tentangnya dan hati ku masih terukir namanya. Aku tahu aku akan butuh waktu lama untuk melupakan dan menghapus semua kenangan tentangnya, namun hati kecilku berkata “kenangan ku bersamanya bukan untuk di lupakan dan di hapus, tapi kenangan itu untuk di simpan dalam hati, jadikan dia sebagai pelangi di masa SMA ku yang kelak nanti itu semua  bisa aku ceritakan kepada anak-anak ku”.
Tidak terasa hari begitu cepat berlalu seharusnya bulan april nanti adalah hari anniversary ku yang satu tahun dengannya, tapi sudahlah itu hanya angan yang tak akan pernah bisa menjadi nyata.
Mungkin aku harus bisa berjalan maju untuk perlahan membiasakan diri dengan orang lain, tapi dengan berjalan maju itu aku bisa menyakiti hati oranglain karena aku membohongi diri ku sendiri untuk terlepas darinya. Logika berkata Aku harus move on tapi hati kecil berkata aku harus stay on tapi aku tidak boleh egois selalu menggunakan hati tanpa menggunakan logika, tapi aku juga tidak bisa terus menjadi orang munafik dengan berkata “I’m Okay , but my heart is broken” , aku juga tidak bisa terus membohongi diri ku sendiri bahwa aku sudah bisa tanpanya, lelah itu pasti saat aku harus melakukan itu semua tapi akubingung  harus berbuat apa.
Fikiran ku selalu terisi tentang semua itu hingga pertanyaan itu selalu ada di benakku , apakah aku harus move on or stay on.....
Dan kini aku tau jawabannya “I will stay on but i walk  slowly” aku akan tetap di sini membiarkan hatiku untuknya tapi dengan aku berjalan pelan, berjalan menelusuri waktu untuk menemukan jawaban yang belum aku ketahui, aku tidak akan berjalan cepat bahkan berlari dengan membawa kenaganku bersamanya tapi aku akan tetap seperti ini, karena biarkanlah takdir yang berjalan dengan harapan kelak waktu yang akan menjawab itu semuaJ